Senin, 06 Juli 2015

Tradisi Malam 25 Ramadhan di Giri : Malam Selawe




“Sesungguhnya kami telah menurunkannya pada malam kemuliaan. Dan taukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.
(QS. Al-Qadr)

Dari Siti Aisyah radiyallahu ‘anha, dia berkata:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam beri’tikaf di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan” dan beliau bersabda, “Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR Bukhari dan Muslim)
Tradisi malam selawe atau malam menjelang 25 Ramadhan merupakan puncak bagi peziarah yang datang ke Makam Sunan Giri yang berlangsung ratusan tahun. Para peziarah yang terdiri dari anak kecil, remaja, orang tua, hingga lanjut usia dari berbagai kalangan  ini tak hanya datang dari daerah Gresik dan kota sekitarnya, akan tetapi dari luar daerah bahkan luar pulau maupun luar negeri. Hingga saat ini masih sangat banyak masyarakat yang memusatkan ibadahnya di Masjid Jamik Sunan Giri, mulai dari Sholat Sunnah, tadarus Al Qur’an, I’tikaf, maupun ibadah lainnya tepat .
Mulanya Tradisi Malam Selawe merupakan puncak kegiatan ibadah yang dilakukan Sunan Giri beserta para santrinya yang dipusatkan di Masjid Jamik Sunan Giri sebelum kepulangan para santri menuju kampung halaman untuk lebaran. Tak hanya itu santri yang tidak menetap di Giri yang berada di daerah sekitar banyak yang bersilaturahmi sekaligus beribadah di Masjid Jamik Sunan Giri untuk berburu keberkahan Lailatul Qadar. Tradisi ini terus  berlangsung hingga wafatnya Sunan Giri sampai saat ini dengan tujuan memperbanyak ibadah di bulan Ramadhan, tak hanya itu para santri dan masyarakat juga menyempatkan diri berziarah ke makam Sunan Giri.
Tak hanya memusatkan ibadah untuk mendapatkan keberkahan Lailatul Qadr, banyak masyarakat yang juga berziarah ke makam Sunan Giri di Desa Giri, makam Sunan Prapen di Desa Klangonan (300 meter barat kompleks makam Sunan Giri) dan menikmati keindahan serta meneladani bukti semangat perjuangan penyebaran agama Islam di Giri Kedaton yang merupakan pondok pesantren sekaligus istana yang dibangun oleh Sunan Giri untuk menyebarkan agama Islam. Letaknya sekitar 500 meter barat laut makam Sunan Giri.
Banyaknya peziarah dimanfatkan ratusan PKL mengais rezeki di sepanjang jalan Sunan Giri hingga jalan Sunan Prapen. Mereka berjualan pakaian, makanan, minuman, jajanan khas Giri, jajanan khas Gresik, aksesoris, dan lain-lain.
Do’a Malam Lailatul Qadr
Allahumma Innaka ‘Afuwwun, Tuhibbul ‘Afwa, Fa’fu ‘Anna yaa Allah yaa Karim…

0 komentar:

Posting Komentar