Nabi
Muhammad SAW bersabda, “Keutamaan bulan Sya’ban dari pada bulan-bulan yang lain
adalah laksana keutamaanku diatas nabi-nabi yang lain. Sedangkan kelebihan
bulan Ramadhan dari bulan-bulan yang lain adalah laksana Allah SWT diatas
hamba-hamba-Nya”
“Bulan Rajab adalah
bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku (Rasulullah SAW) dan Ramadhan adalah bulan
umatku.”
(HR. Ad-Dailami dari Anas ra.)
Pada bulan Sya’ban Nabi SAW hampir tidak pernah
melewatkan setiap saat untuk beribadah pada malam harinya dan berpuasa pada
siang harinya, seperti yang telah disampaikan Ummul Mukminin A’isyah radhiallahu
‘anha, beliau mengatakan, “Belum pernah Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam berpuasa satu bulan yang lebih banyak dari pada puasa bulan Sya’ban.
Terkadang hampir beliau berpuasa Sya’ban sebulan penuh.” (HR. Al Bukhari
dan Muslim). Beliau Aisyah ra. Juga berkata, “Pada suatu malam, saya kehilangan Rasulullah. Setelah saya keluar
mencarinya, ternyata beliau ada di Baqi’ seraya menengadahkan kepalanya ke
langit, beliau berkata “Apakah kamu takut Allah dan Rasulnya mengabaikanmu?”
Aisyah berkata “Saya tidak memiliki ketakutan itu, saya mengira engkau
mengunjungi sebagian diantara isteri-isteri engkau”. Nabi berkata “Sesungguhnya (rahmat) Allah turun ke
langit yang paling bawah pada malam Nishfu Sya’ban dan mengampuni dosa-dosa
yang melebihi dari jumlah bulu kambing milik suku Kalb”.(HR. Turmudzi no. 670 dan Ibnu Majah no.
1379). Begitu juga Ummu Salamah radhiallahu ‘anha, beliau mengatakan, “Saya
belu pernah melihat Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa dua bulan
berturut-turut selain di bulan Sya’ban dan Ramadhan.” (HR. An Nasa’I, Abu
Daud, At Turmudzi dan dishahihkan Syaikh Al Albani).
Dari Usamah bin Zaid, beliau bertanya : Wahai Rasulullah, saya belum pernah melihat
engkau berpuasa dalam satu bulan sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban. Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ini
adalah bulan yang sering dilalaikan banyak orang, bulan diantara Rajab dan
Ramadhan. Ini adalah bulan dimana amal-amal diangkat menuju Rabb semesta alam.
Dan saya ingin ketika amal saya diangkat, saya dalam kondisi berpuasa.” (HR. An Nasa’I, Ahmad, dan sanadnya
dihasankan Syaikh Al Albani). Didalam bulan Sya’ban ada satu malam yang begitu
istimewa, yakni malam Nishfu Sya’ban. Menurut Imam Syafi’I, malam Nishfu
Sya’ban adalah suatu malam yang mustajabah, dan menurut ‘Atha bin Yasar, malam
NIsfu Sya’ban adalah malam yang paling utama setelah Lailatul Qadar, sedangkan
menurut ulama yang lain, malam Nishfu Sya’ban adalah malam dilaporkannya
catatan amal tahunan kepada Allah SWT.
Malam Nishfu Sya’ban merupakan malam mustajabah atau
malam yang tidak ditolak semua doa-doa yang dipanjatkan pada malam itu, karena
pada malam itu Allah SWT turun ke langit bumi dengan penuh rahmat-Nya.
Sebagaimana telah diriwayatkan oleh Imam Suyuthi dalam kitab Al-Jami’,
“Ada 5 malam yang mana
tidak akan ditolak doa-doa pada malam tersebut, yaitu malam pertama bulan
Rajab, malam 15 pada bulan Sya’ban (Nishfu Sya’ban), malam Jum’at, malam Idul
Fitri dan malam Idul Adha.” (HR.
Imam Ad-Dailami dan Ibn Asakir dari Abi Umamah)
Malam pertengahan Sya’ban (Nishfu Sya’ban) disebut juga
malam Baro’ah , dikarenakan pada malam tersebut
Allah SWT memutuskan hubungan orang-orang yang menjadi musuh-Nya dan
orang-orang yang telah celaka dari surga-Nya, sedangkan hamba-hamba yang
bertaqwa dan menjadi pilihan-Nya, pada malam itu diputuskan hubungannya dengan neraka. Malam
nishfu Sya’ban mengandung begitu banyak keutamaan dan keistimewaan,
diantarannya : Dari Nashr ra. Nabi SAW telah bersabda, “Pada malam Baro’an (Nishfu Sya’ban), Malaikat Jibril dating kepadaku
dan berkata, “Wahai Muhammad! Umatmu yang tidak musyrik telah diserahkan
kepadamu, dan angkatlah kepalamu ke arah langit dan amatilah apa yang engkau
lihat, lalu Nabi SAW memandang kea rah langit, tiba-tiba pintu langit terbuka,
para malaikat mulai dari langit dunia sampai ‘arsy, mereka sujud dan memintakan
ampun bagi umat Muhammad. Dan pada setiap pintu terdapat malaikat dan berseru,
“(Pintu 1) Berbahagialah orang yang rukuk
di malam ini, (Pintu 2) berbahagialah orang yang sujud di malam ini, (Pintu 3) berbahagialah orang yang berdzikir di malam ini, (Pintu 4)
berbahagialah orang yang berdoa di
mala mini, (Pintu 5)berbahagialah orang yang menangis karena takut siksa Allah di malam ini, (Pintu 6)
berbahagialah orang yang beramal kebajikan
di malam ini, (pintu 7)berbahagialah orang yang membaca Al Qur’an di malam ini. Kemudian malaikat berseru, “Adakah
orang yang meminta sesuatu? Maka akan dikabulkan permintaannya, adakah yang
bertaubat? Niscaya diterima taubatnya, adakah orang yang memohon ampunan?
Niscaya akan diampuni.”
Dari Sayyidina Ali ra. Nabi SAW bersabda, “Jika malam
pertengahan bulan Sya’ban telah tiba, maka bangunlah kamu pada malam harinya
untuk mengerjakan sholat dan di siang harinya berpuasalah. Sebab Allah SWT
turun ke langit dunia malam itu, (Yaitu saat terbenamnya matahari sampai
terbitnya pada pagi hari) dan berfirman, “Adakah orang yang meminta sesuatu
niscaya, akan Aku kabulkan permintaannya, adakah orang yang memohon ampunan
niscaya akan Aku ampuni dan adakah orang orang yang meminta rizki niscaya akan
Aku beri rizki.”
Riwayat lain dari Abu Hurairah ra. Nabi SAW telah
bersabda, “Jibril as. Telah dating kepadaku di malam pertengahan Sya’ban
(Nishfu Sya’ban) dan berkata, “Hai Muhammad! Inilah malam dibukanya pintu-intu langit
dan rahmat, karena itu bangunlah dan sholatlah, serta angkat kepalamu dan kedua
tangan kea rah langit”. Nabi menjawab, “Malam apakah ini wahai Jibril?”, Jibril
menjawab, “ini adalah malam dibukanya 300 pintu rahmat, bahwasannya Allah SWT
mengampuni dosa orang orang-orang yang tidak menyekutukan sesuatu kepada Allah
SWT, kecuali tukang sihir, dukun, orang yang suka bermusuhan, pecandu khomer,
pelaku zina, pemakan riba, berani kepada orang tua, pengadu domba dan pemutus
tali silaturrahmi. Mereka sema tidak akan diampuni hingga mereka bertaubat dan
meninggalkan perbuatannya”, (lalu Nabi SAW keluar menuju ke masjid dan
mengerjakan sholat, selesai sholat berdo’a dengan menangis, “Ya Tuhanku, aku
berlindung kepada-Mu dari azab-Mu, aku tidak dapat menghitung puji-pujian
untuk-Mu sebagaimana Engkau memuji diri-mu sendiri bagi-Mu segala puji sampai
Engkau ridlo dan puas”.
Selain amalan-amalan tersebut, kita juga dianjurkan
memperbanyak membaca Al Qur’an, berdasarkan riwayat dari Anas ra. Ia berkata,
“adalah orang-orang muslim apabila masuk bulan Sya’ban, mereka membuka
mushaf-mushaf Al Qur’an dan membacanya, mengeluarkan zakat dari harta mereka
untuk member kekuatan kepada orang-orang lemah dan orang-orang miskin untuk
melakukan puasa di bulan Ramadhan.
Salamah bin Suhail
berkata, “Telah dikatakan bahwa bulan Sya’ban merupakan bulan ara qurra’
(Pembaca Al Qur’an)
“Adapun
pembacaan surat Yasin pada malam Nishfu Sya’ban setelah Maghrib merupakan hasil
ijtihad para ulama, konon beliau adalah Syeikh al buni dan hal itu bukanlah
suatu hal yang buruk”. (Asna al-Muthalib, 234)
“Diantara keistimewaan
surat Yasin, sebagaimana menurut para Ulama, adalah dibaca pada malam Nishfu
Sya’ban sebanyak 3 kali. Pertama dengan memohon panjang umur, kedua memohon
terhindar dari bencana, dan ketiga memohon agar tiddak bergantung kepada orang
lain (keluasan rizki)”. (Fathchul
al-Majd, 19) dengan niat utama memohon ridho Allah SWT.
Adapun
tradisi ziara kubur di malam Nishfu Sya’ban juga telah dicontohkan oleh Nabi
SAW. Pada malam Nisfu Sya’ban, Rasulullah SAW selalu mendoakan umatnya, baik
yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Dalam hal ini, Sayyidina Ali ra.
Menceritakan sebagaimana berikut, “Sesungguhnya Rasulullah SAW keluar pada mala
mini (malam Nishfu Sya’ban) ke Baqi’ (Kuburan dekan Masjid Nabawi) dan aku
mendapati beliau dalam keadaan memintakan ampunan ampun bagi orang-orang mukmin
laki-laki dan perempuan serta para syuhada”. Jadi, jelas bahwa berziarah pada
malam Nisfu Sya’ban ke makam-makam terutama makam orang-orang sholeh.
Banyak
hadist-hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hambal dalam kitab musnad
beliau, Imam At-Tirmidzi At-Thabrani, Ibnu Hibban, menetapkan bahwa Rasulullah
SAW sangat memuliakan malam Nishfu Sya’ban dengan memperbanyak sholat, membaca
Al Qur’an, berdoa, dan istighfar. Jadi bukanlah perbuatan bid’ah dan bukan pula
perbuatan aneh jika malam Nishfu Sya’ban dijadikan malam untuk banyak
berdzikir, membaca Al Qur’an, berdoa dan istighfar serta melakukan
sholat-sholat sunnah bagi kaum muslimin.
Bulan Rajab adalah bulan untuk menyucikan badan kita,
bulan Sya’ban untuk menyucikan hati kita, dan bulan Ramadhan adalah bulan
menyucikan jiwa kita. Semoga Allah senantiasa memberikan kekuatan dan kemudahan kepada kita dalam menjalankan
segala amal ibadah di bulan Sya’ban dan Ramadhan, Amin. Wallahu A’lam
Bisshowab.
Firman Allah SWT
(Hadist Qudsi)
Dari Nabi SAW bersabda,
“Barangsiapa yang sibuk dengan Al Qur’an dan berdzikir sampai tidak sempat
memohon kepada-Ku, maka Aku anugerahkan kepadanya sesuatu yang paling utama
yang aku berikan kepaada orang-orang yang berdoa” (HR. Imam attirmidzi, dan
berkata Hadist Hasan)
DOA
MALAM NISHFU SYA’BAN
“Ya
Tuhan, Jika Engkau mencatat namaku didalam lembaran orang-orang yang durhaka
dan celaka, maka hapuslah nama itu dan catatlah namaku dalam lembarang
orang-orang beruntung, maka biarkanlah hal itu. Karena Engkau telah berfirman
didalam kitab-Mu yang mulia : “allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia
kehendaki dan pada-Nya Ummul kitab”
(QS.
Ar-Rad : 39)
Malam Nishfu Sya’ban
(15 Sya’ban 1436 H) bertepatan pada hari Senin malam, 1 Juni 2015
BULETIN
DAKWAH ASWAJA
“At-Tanwir”
(Edisi
10)
Infaq dan Shodaqoh donator :
BNI Syari’ah no. rek. 0376772537
An. Nur Achmad Fathoni
Kritik, Saran, Pemesanan, Pasang Iklan
Fathoni (081235080097)
Mubarok (081936987885)
SONGKOK
EXCLUSIVE
“CONTAN”
(Motif
Bordir ; Motif Soga ; Model Susun ; Model AC)
Produksi
: Bedilan –Gresik, Jawa Timur
(081936987885)
Buletin Dakwah AT-TANWIR diterbitkan oleh Komunitas
Penggerak Aswaja Gresik (KOMPAG) berkerjasama dengan ASWAJA NU CENTER PCNU
Gresik
http://buletinattanwir.blogspot.com/
http://buletinattanwir.blogspot.com/
“Menegakkan Syari’ah,
Memperkuat Aqidah Ahlussunah Wal Jama’ah)
0 komentar:
Posting Komentar