Syekh Maulana
Zainal Abidin atau lebih dikenal Sunan Dalem merupakan putra Syekh Maulana
Ainul Yaqin (Sunan Giri) bin Syekh Maulana Ishaq. Beliau merupakan sultan kedua
dari kesultanan Giri Kedaton (1428 Saka) yang mendapatkan amanah menggantikan
Sunan Giri yang wafat. Sunan Dalem mulai memegang peranan di Giri Kedaton sejak
tahun 1506 M, atau sezaman dengan Sultan Trenggana di kesultanan Demak Bintoro.
Pada masa itu pula terjadi peristiwa pendudukan kota kerajaan Majapahit oleh
pasukan Islam pada tahun 1527 M.
Tidak
banyak sumber sejarah yang dapat dirujuk untuk mengetahui secara lebih lengkap
tentang kehidupan dan kebijakan politiknya sewaktu memegang amanah di Giri Kedaton. Namun ada tradisi lokal di
Desa Gumeno Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik hingga sampai saat ini menjadi
tradisi yang dinisbahkan kepada Sunan Dalem, yakni buka puasa dengan “Kolak Ayam” yang dilaksanakan
setiaptanggal 23 Ramadhan atau yang lebih dikenal dengan istilah “Sanggring”.
Tidak
dijelaskan alasan hijrah Sunan Dalem dari Giri ke Gumeno, namun dikisahkan
bahwa pada sekitar tahun 1535 M, pengguasa Sengguruh yang masih “kafir”
berusaha menduduki pusat kekuasaan Islam di Giri. Sesudah sekelompok kecil
orang Cina Islam, dibawah pimpinan Panji Laras dan Panji Liris, dekat Lamongan
dikalahkan oleh orang-orang dari pedalaman. Sunan Dalem memerintahkann Jaga
Pati sebagai pimpinan pasukan Giri untuk menghentikan pertempuran. Selanjutnya
Sunan Dalem hijrah ke Gueno pada masa itu diperintah Ki Dang Palih, atas
persetujuan Syekh Manganti, paman Sunan Dalem.
Disisi
lain orang-orang kafir Senguruh dari kerajaan “Gamda” (daerah Pasuruan) dari selatan tersebut berusaha membuka
dan merusak makam Sunan Giri, akan tetapi suatu kawanan lebah keluar dari dalam
makam yang memaksa serta memporak-porandakan orang-orang kafir tersebut
meninggalkan Giri dan kembali ke Sengguruh.
Dalam hadist Qudsi :
“Barangsiapa memusuhi wali Ku, maka sesungguhnya Aku telah menyatakan
perang kepadanya.”
(HR. Bukhari)
Setelah
kembali ke Giri, Sunan Dalem meminta agar dibuatkan makam untuk Syekh Grigis
disebelah timur makam Sunan Giri, juru kunci yang terbunuh oleh pasukan kafir.
Sebagai ungkapan terima kasih kepada
masyarakat Gumeno, Sunan Dalem mendirikan pembangunan masjid dengan atap
bertingkat tiga, oleh masyarakat sekitar disebut Masjid Tiban.
Dalam
catatan sejarah disebutkan Sunan Dalem wafat pada tahun 1545 M dan dimakamkan
disebelah barat makam Sunan Giri, selanjutnya kekuasaan kesultanan Giri Kedaton
diamanahkan kepada Sunan Sedomargi untuk menjadi Sultan Giri ke-III.
Sumber :
Suwandi, dkk. 2003. Giri Kedaton
Kuasa Agama dan Politik. Surabaya : Kalidaya
Tarikh Jawa
Griseee Tempo Doeloe
Babad Tanah Jawi “De Graff”
0 komentar:
Posting Komentar