Minggu, 19 Juli 2015

Sunan Dalem


Syekh Maulana Zainal Abidin atau lebih dikenal Sunan Dalem merupakan putra Syekh Maulana Ainul Yaqin (Sunan Giri) bin Syekh Maulana Ishaq. Beliau merupakan sultan kedua dari kesultanan Giri Kedaton (1428 Saka) yang mendapatkan amanah menggantikan Sunan Giri yang wafat. Sunan Dalem mulai memegang peranan di Giri Kedaton sejak tahun 1506 M, atau sezaman dengan Sultan Trenggana di kesultanan Demak Bintoro. Pada masa itu pula terjadi peristiwa pendudukan kota kerajaan Majapahit oleh pasukan Islam pada tahun 1527 M.
                Tidak banyak sumber sejarah yang dapat dirujuk untuk mengetahui secara lebih lengkap tentang kehidupan dan kebijakan politiknya sewaktu memegang amanah  di Giri Kedaton. Namun ada tradisi lokal di Desa Gumeno Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik hingga sampai saat ini menjadi tradisi yang dinisbahkan kepada Sunan Dalem, yakni buka puasa dengan “Kolak Ayam” yang dilaksanakan setiaptanggal 23 Ramadhan atau yang lebih dikenal dengan istilah “Sanggring”.
                Tidak dijelaskan alasan hijrah Sunan Dalem dari Giri ke Gumeno, namun dikisahkan bahwa pada sekitar tahun 1535 M, pengguasa Sengguruh yang masih “kafir” berusaha menduduki pusat kekuasaan Islam di Giri. Sesudah sekelompok kecil orang Cina Islam, dibawah pimpinan Panji Laras dan Panji Liris, dekat Lamongan dikalahkan oleh orang-orang dari pedalaman. Sunan Dalem memerintahkann Jaga Pati sebagai pimpinan pasukan Giri untuk menghentikan pertempuran. Selanjutnya Sunan Dalem hijrah ke Gueno pada masa itu diperintah Ki Dang Palih, atas persetujuan Syekh Manganti, paman Sunan Dalem.
                Disisi lain orang-orang kafir Senguruh dari kerajaan “Gamda” (daerah Pasuruan) dari selatan tersebut berusaha membuka dan merusak makam Sunan Giri, akan tetapi suatu kawanan lebah keluar dari dalam makam yang memaksa serta memporak-porandakan orang-orang kafir tersebut meninggalkan Giri dan kembali ke Sengguruh.
Dalam hadist Qudsi :
“Barangsiapa memusuhi wali Ku, maka sesungguhnya Aku telah menyatakan perang kepadanya.”
(HR. Bukhari)
                Setelah kembali ke Giri, Sunan Dalem meminta agar dibuatkan makam untuk Syekh Grigis disebelah timur makam Sunan Giri, juru kunci yang terbunuh oleh pasukan kafir. Sebagai ungkapan terima kasih  kepada masyarakat Gumeno, Sunan Dalem mendirikan pembangunan masjid dengan atap bertingkat tiga, oleh masyarakat sekitar disebut Masjid Tiban.
                Dalam catatan sejarah disebutkan Sunan Dalem wafat pada tahun 1545 M dan dimakamkan disebelah barat makam Sunan Giri, selanjutnya kekuasaan kesultanan Giri Kedaton diamanahkan kepada Sunan Sedomargi untuk menjadi Sultan Giri ke-III.

Sumber :
Suwandi, dkk. 2003. Giri Kedaton Kuasa Agama dan Politik. Surabaya : Kalidaya
Tarikh Jawa
Griseee Tempo Doeloe
Babad Tanah Jawi “De Graff”

0 komentar:

Posting Komentar